Monday, February 22, 2016

MATERI KARAWITAN DASAR


Semester Ganjil
BAB 1
TINJAUAN UMUM
MATA PELAJARAN KARAWITAN 1


Deskripsi
             Karawitan I ini merupakan materi dari Mata pelajaran Seni Budaya tingkat SMA pada sub Seni Musik. Materi Karawitan I berkaitan dengan pengenalan “Titi Laras” dan pengenalan bentuk – bentuk gendhing dalam Karawitan meliputi : Gangsaran dan Lancaran, beserta garap “tabuhan pada ricikan” yang berkaitan dengan bentuk gendhingnya.

Manfaat Mata Pelajaran
            Mata Pelajaran ini bermanfaat bagi siswa didik yaitu :
1.      Siswa mengenal pengetahuan dasar karawitan yang beguna dalam memahami praktek Karawitan I
2.      Siswa memahami “Titi Laras” yang berguna dalam olah Vokal dalam karawitan
3.      Siswa dapat mempraktikan menabuh gamelan dengan baik dan benar
4.      Siswa dapat menyajikan suatu bentuk gendhing secara berkelompok

Tujuan Umum
            Tujuan umum dari Mata Pelajaran Karawitan I ini yaitu, setelah menyelesaikan mata pelajaran ini siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam berkarawitan yang kemudian dapat mengikuti Mata Pelajaran berikutnya yaitu Karawitan II.

Susunan Bahan Ajar
1.      BAB 1 Tinjauan Umum
2.      BAB 2 Titi Laras dan Gerong Lcr. Sorak – Sorak, Pl. pth. Nem
3.      BAB 3 Bentuk Gendhing Gangsaran
4.      BAB 4 Tehnik Tabuhan Bonang Barung dan Bonang Penerus
5.      BAB 5 Tehnik Kendhangan Gendhing Gangsaran
6.      BAB 6 Praktik Gendhing Gangsaran

Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
1.      Siswa mendapatkan gambaran awal tentang Karawitan, ilmu, dan Konsepnya
2.      Pada penyajian, siswa diharapkan mampu menganalisis dan mendemontrasikan secara kreatif materi yang dipelajari.
3.      Pada bagian penutup, memberikan petunjuk agar siswa mampu mengukur dirinya terhadap penguasaan dan pemahaman materi ajar. Tindak lanjut yang diharapkan yaitu siswa harus berlatih secara intensif baik dalam belajar mandiri maupun belajar kelompok.
4.      Jika terdapat kesulitan dalam menyampaikan materi diharapkan dapat berkonsultasi dengan pengajar maupun orang yang dianggap mengetahuinya.




BAB II
TITI LARAS

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang “Titi Laras”. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, macam Titi Laras, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan Titi Laras, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gendhing, tembang, gerong, maupun lagon.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan Titi Laras dalam hal ini adalah notasi yang dipergunakan didalam gamelan. Khususnya mengenai gamelan Jawa Tengah, notasi yang populer berlaku dewasa ini adalah notasi KEPATIHAN. (Soeroso, 1975:18)
            Mula mula gamelan diciptakan oleh para leluhur hingga jaman Kerajaan Jenggala Prabu Jayalengkara hingga menurun kepada cucu buyutnya yaitu Raden Panji Inukertapati. Gamelan terdiri dari beberapa cicikan (instrumen) yang berdasarkan pada “laras” (bunyi) yaitu laras Slendro dan Pelog.
            Pada dasarnya karawitan adalah bunyi – bunyian yang ditimbulkan dari gamelan yang membentuk suatu pola lagu tertentu yang belum ternotasi.
            Jaman kuno, Bunyi / laras tersebut mula – mula disebut dengan “ondho” atau “rante” yang berbunyi “dhung, dhang, dhing, dhong, dheng” ada juga yang berbunyi “nung, nang, ning, nung, neng”. Uraian diatas sesuai dengan sejarah Karawitan yang menyebutkan bahwa nada gamelan mula – mula pada jaman Kerajaan Jenggala masa Raden Panji Inukertapati hanya terdapat 5 nada.
            Laras pada gamelan ada 2 macam yaitu Laras Slendro dan Pelog. Pada masa pemerintahan Sinuwun Susuhunan X di Kerajaan Surakarta sekitar tahun 1874, Kanjeng Raden Adipati Sastradiningrat IV menyempurnakan pemahaman karawitan dan penyempurnaan penulisan notasi yang dipercayakan kepada Abdi dalem Niyaga Kepatihan Kyai Demang Warsa Pradangga I, menurut serat WEDHA PRADANGGA karya R.T Warsadiningrat dengan Prajapangrawit.
            Berikut titilaras gamelan slendro dan Pelog yang telah disempurnakan menjadi “Notasi Kepatihan”.
Titi laras Slendro
Notasi Kepatihan
Dulu dibaca
Sekarang dibaca
1
Barang
Ji
2
Gulu
Ro
3
Dhadha
Lu
5
Lima
Ma
6
Enem
Nem
1
Barang Cilik
Ji cilik

(Soeroso, 1975:18)

Titi laras Pelog
Notasi Kepatihan
Dulu dibaca
Sekarang dibaca
1
Penunggul
Ji
2
Gulu
Ro
3
Dhadha
Lu
4
Pelog
Pat
5
Lima
Ma
6
Enem
Nem
7
Barang
Pi

(Soeroso, 1975:19)

B.      Membaca Titi Laras
       Nada / Titi Laras gamelan berbeda dengan nada musik barat yang populer disebut “diatonis”. Pada nada gamelan mempunyai ciri khas tersendiri yang disebut “Pentatonis”. Berikut keterangannya :

Solmisasi    : do                  re                     mi        fa        sol                    la         si          do
Jarak
Interfal       :           1                      1                 ½          ½                1              ½          ½
Pelog Nem :  y       u         1    2    3         4    5    6
Pelog Br     : 3       4         5    6    7         !    @    #    
Slendro      :  y       1         2         3         5         6

Dengan mengacu pada keterangan diatas, akan mempermudahkan dalam memahami titilaras.
C.      Contoh notasi balungan gendhing laras Slendro
Ø  6 5 3 2      6 5 3 2       6 5 3 2       6 5 3 2
Ø  2 3 5 6      2 3 5 6       2 3 5 6        2 3 5 6
Ø  ! 6 5 3      ! 6 ! @       ! 6 5 3       ! 6 ! @
Ø  # @ ! 6      5 6 5 3       2 3 5 6       ! @ ! 6



D.     Contoh notasi balungan gendhing laras Pelog
Ø  6 5 3 2      6 5 3 2       6 5 3 2       6 5 3 2
Ø  2 3 5 6      2 3 5 6       2 3 5 6       2 3 5 6
Ø  7 6 5 3      7 6 7 @       7 6 5 3       7 6 7 @
Ø  # @ 7 6      5 6 5 3       2 3 5 6       7 @ 7 6

E.      Latihan
Bunyikan dengan laras Pelog, ketukan 4/4
   .123      .653      123.      5321
   .123      .653      123.      5321
   .!!!      656!      .!!!      6545
   .665      .665      123.      5321
   1231      1231      6.6.      1231
Bunyikan dengan laras Slendro, ketukan 4/4
.556      !556      !552      3533
.222      2553      2132      1y1t
ty12      1y1t      ty12      1y1t
....      5523      .y21      .y.t     
F.       Lagon SURAK – SURAK, PL. Pathet, Nem
. . . 5       . 6 5 3       . 2 1 5       . 4 2 1
              Su           -         rak su-rak                     ma-neng-ker               gu-mu-ruh
. . . 5        . 6 5 3       . 2 1 5       . 4 2 1
             Su            -         rak su-rak                     ma-neng-ker               gu-mu-ruh
. . . 1       3 2 1 5       . . . 6       4 5 6 5
            Swa          -      ra-ning wa-dya                          gu          -      myak gem-bi-ra
. . . 6       4 5 6 !       . 6 . 5       . 4 . 2
             Prang            Bra-ta-yu-dha                  pra      Pan        -          dha  -  wa
. . 6 .       5 6 5 @       . ! 6 5       . 6 4 5
         Re            -        but ne-ga-ra                     Ngas-ti-na                    ba-la-ne
. . 6 .       5 6 5 @       . ! 6 5       . 4 3 1
         Ku            -         ra-wa gu-gur                   ma-dya-ning                pa-la-gan
. . . .       . t y 1       . . . .       . t y 1
                                       Pan-dha-wa                                                      Pan-dha-wa
. . . .       . t y 1       y 1 y 1       2 3 2 1  
                                                   Pan-dha-wa         ung-gu-ling prang           Bra-ta-yu-dha
  


BAB III
GENDHING GANGSARAN

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang bentuk gendhing. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, pola gendhing gangsaran, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gendhing, dan menafsir jalanya gendhing
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Gendhing merupakan suatu lagu yang bersifat instrumental yang dihasilkan dari tabuhan karawitan. Gendhing mempunyai bermacam – macam ragam bentuk sesuai dengan corak lagunya. Suatu bentuk gendhing dapat tampak pada penulisan notasinya berdasarkan jalanya sajian suatu gendhing tertentu.
            Sebelum masuk dalam pembahasan lebih lanjut, alangkah baiknya kita mengenal arti dadri beberapa istilah berikut :
1.      Gatra               : setiap empat ketuk dalam penulisan notasi balungan
2.      Balungan         : ricikan pada gamelan yang bersifat melodi (demung, saron, dan
                          slenthem )
            Dalam penulisan notasi gendhing harus dilakukan pemisahan setiap empat ketuk balungan gendhing, dan dalam satu baris terdiri dari 4 gatra.
Contoh :
Balungan         : 2 1 y t       2 1 y t       . 6 5 6       2 1 y t
                            Gatra 1                       Gatra 2                         Gatra 3                      Gatra 4
Ketukan 4/4     : 1 2 3 4       1 2 3 4       1 2 3 4       1 2 3 4
            Bentuk gendhing ditentukan oleh jatuhnya “Gong” yang diikuti jalanya instrumen lainnya yaitu “kethuk”, “Kenong”, dan “Kempul”.
            Pada bentuk Gendhing Gangsaran, penulisannya sebagai berikut :
           . 2 . n2      =. =p2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . ng2
Keterangan simbol :
= : kethuk
n : kenong
p : kempul
g : gong
B. Gendhing Gangsaran
            Gendhing Gangsaran yaitu suatu bentuk gendhing yang mempunyai pola tabuhan 4/4 yang dalam istilah karawitan disebut dengan “Irama Siji”, yang terdiri dari 8 balungan yang selalu diakhiri dengan Gong. Selain itu Gendhing Gangsaran mempunyai ciri pola tabuhan ricikan sebagai berikut :
     . . . n.        =. =p. . n.       =. =p. . n.       =. =p. . ng.
-          Terdapat 4 kenongan dan 3 kempulan
-          Kethuk dimulai pada gatra ke 2 dengan pola mengikuti jalanya kempul yaitu pada ketukan kedua dan ke tiga.
-          Pada gatra ke empat diakhiri dengan Gong.    
            Gendhing Gangsaran tidak begitu banyak ragamnya. Pada umumnya mempunyai susunan balungan yang sama. Yang sering dipakai adalah jenis Gangsaran “ro” dan Gangsaran “Lu”. Sedangkan contoh ragam Gangsaran sebagai berikut :
     .6.n6      =.=p6.n6      =.=p6.n6      =.=p6.ng6     
     ...n6      =.=p5.n6      =.=p2.n3      =.=p5.ng6
     ..3n2      =y=p.3n2      =y=p.3n2      =y=p.3ng2         
C.      Latihan
  .2.n2      =.=p2.n2      =.=p2.n2      =.=p2.ng2
     .6.n6      =.=p6.n6      =.=p6.n6      =.=p6.ng6     
     ...n6      =.=p5.n6      =.=p2.n3      =.=p5.ng6
     ..3n2      =y=p.3n2      =y=p.3n2      =y=p.3ng2




BAB IV
Tehnik Tabuhan
Bonang Barung dan Bonang Penerus


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik tabuhan bonang. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, ragam tehnik tabuhan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Bonang merupakan salah satu ricikan pada gamelan yang berjenis pencon, mempunyai fungsi sebagai pembuka gendhing pada jenis gendhing bonangan dan sebagai penghias jalanya suatu gendhing.
            Bonang ditinjau dari bentuk nya terdapat dua jenis yaitu Bonang Barung dan Bonang Penerus. Pada sistem karawitan, bonang mempunyai peran yang cukup membantu dalam menambah rasa keindahan dalam suatu sajian gendhing.
            Cara menabuh Bonang dengan menggunakan dua tabuh. Adapun susunan Bonang Barung laras pelog dalam satu “pangkon” sebagai berikut :

4
6
5
3
2
1
7
7
1
2
3
5
6
4

            Susunan Bonang Barung laras Slendro dalam satu “pangkon” sebagai berikut :

6
5
3
2
1
1
1
2
3
5
6
1
B.      Ragam tehnik Bonangan barung
     Mengingat fungsi dari pada Bonang adalah menghias jalanya sajian gendhing, maka ricikan Bonang Barung mempunyai pola tehnik tersendiri untuk dapat memperindah gendhing tersebut. Berikut macam tehnik tabuhan Bonang Barung :
1.      Mbalung
2.      Mipil lamba mlaku
3.      Mipil rangkep mlaku
4.      Cegatan nggembyang
5.      Cegatan tunggal
6.      Nduduk nggembyang
7.      Nduduk tunggal
8.      Mipil lamba nibani
9.      Mipil rangkep nibani
10.  Imbalan
11.  Klenangan
12.  Sekaran
13.  grambyangan
    
C.      Bentuk Bonangan cegatan nggembyang
     Pada gendhing gangsaran, pola tabuhan Bonang Barung yang dibutuhkan adalah pola “nyegat nggembyang”.
     Nggembyang nyegat yaitu tehnik menabuh bonang barung dengan cara menabuh dua nada yang sama dengan oktaf-nya secara bersamaan.
Contoh :
Atas          :    2         3         5         6
Bawah      :           w         e         t         y

            Kemudian notasi Bonang diatas ditulis seperti berikut :

             2                     3                      5                      6
            ---                   ---                    ---                     ---
             2                     3                      5                      6
           
            Berikut contoh penerapan pada Gendhing Gangsaran “Ro”

            Balungan : . 2 . n2          =. =p2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . ng2
             Bng Br    : 2/2.   2/2 .             2/2.    2/2.                   2/2.    2/2.                   2/2.    2/2.

D.     Bentuk Bonangan Penerus cegatan nggembyang
            Pada Bonang Penerus, pola tabuhanya berbeda, tetapi mempunyai pathokan yang sama dalam jalanya suatu gendhing yaitu mengikuti notasi balungan ke – dua pada tiap Gatranya.
Contoh pola tabuhan Bonang Penerus berikut ini :
Balungan : . 2 . n2          =. =p2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . ng2
 Bng Pn    : 2/2.   2/2 2/2        2/2.   2/2 2/2              2/2.   2/2 2/2               2/2.   2/2 2/2

E.      Ragam lain pola tabuhan Bonang Baraung Dan Bonang Penerus dalam sajian Gendhing Gangsaran.
-          Tehnik Klenangan
                 Tehnik Klenangan yaitu kolaborasi antara Bonang Barung Dan Bonang Penerus sehingga membuat suatu pola lagu bonangan tersendiri. Contoh sebagai berikut :



Balungan         :           .     2     .     2         .     2     .    2
Bng Br             :   w  e  .  .  w  e  .  .       w  e  .  .  w  e  .  .     
Bng Pnr           : .  .  5  6  .  .  5  6       .  .  5  6  .  .  5  6 

F.       Latihan

     . 2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . ng2
     . 6 . n6       =. =p6 . n6       =. =p6 . n6       =. =p6 . ng6  
  

BAB V
Kendhangan Gendhing Gangsaran


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik Kendhangan pada garap Gendhing Gangsaran. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, pola Kendhangan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Kendhang merupakan salah satu ricikan vital yang terdapat pada seperangkat alat musik gamelan. Kendhang mempunyai spesifik tersindiri dalam peranannya maupun pada tehnik menabuhnya. Kendhang tidak dibunyikan dengan menggunakan alat pukul (tabuh), melainkan dibunyikan dengan menggunakan tangan.
            Kendhang merupakan ricikan utama dalam karawitan karena mempunyaio fungsi pengendali dalam jalanya sebuah gendhing. Kendhang mempunyai peranan sebagai berikut :
-          Bukani (membuka)
-          Nyuwuk (menghentikan)
-          Nyirep (memperpelan/volume)
-          Nyeseg (mempercepat)
-          Namban (memperpelan)

B.      Ragam Pola Kendhangan
     Ricikan kendhang terdapat beberapa jenis menurut bentuk dan fungsinya :
-          Kendhang Gendhing / Kendhang Bem
-          Kendhang Sabet
-          Kendhang Ciblon
-          Kendhang ketipung
                 Dalam penerapanya, Kendhang Gendhing digunakan dalam sajian gendhing ageng seperti Gd. Gambir Sawit, kt. 2 kerep inggah 4, dan sejenisnya dengan garap klenengan. Kendhang Gendhing juga dapat dimainkan dengan Kendhang Ketipung yang kemudian disebut dengan Kendhang Loro. Pola kendhang tersebut digunakan untung gendhing – gendhing jenis Lancaran, Ladrang, Ketawang, dan lagon – lagon dolanan.
                 Pada jenis Kendhang Sabet digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit. Sedangkan Kendhang Cibon digunakan untuk semua jenis gendhing yang membutuhkan garap “ciblon dan kebaran”.
                 Sangat banyak ragam dalam pola kendhangan dalam ilmu karawitan. Pola – pola kendhangan tersebut berbeda – beda menurut jenis / bentuk gendhing yang akan dilakukan. Berikut pola kendhangan dalam Gendhing Gangsaran yang dilakukan dengan menggunakan jenis Kendhang Loro. Berikut contoh kendhangan loro Gendhing Gangsaran :

Buka         :                                                        I    .IMgC
Baku         :           .I.I    .SC.I    .C.I    .C.gC
Seseg        :           .MII    .C.I    .C.I    .C.gC
Tamban    :           .I.I    .J.C    .I.I    .C.gC
Suwuk       :           .I.I    .C.I    C..C    ...g.

      Keterangan :
     I    :           dibaca tak
     M    :           dibaca ket
     C    :           dibaca dha
     J    :           dibaca tlang
C. Latihan
Buka:                                                                                              I        . I M gC

          . 2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . n2       =. =p2 . ng2
Baku         . I . I        . SC . I       . C . I       . C . gC 
Seseg        . M I I        . C . I       . C . I       . C . gC
Tamban    . I . I        . J . C      . I . I       . C . gC
Suwuk       . I . I        . C . I       C . . C       . . . g.

BAB VI
Praktik Gendhing Gangsaran

Pendahuluan

            Pada bagian bab ini, kita akan mengevaluasi hasil belajar kita mulai dari bab pertama hingga pada bab lima. kemudian akan diambil nilai ujian praktik sebagai penilaian akhir semester. Berikut materi ujian dan blangko penilaiannya :
1.      Gendhing Gangsaran  Ro
2.      Gendhing Gangsaran variasi Ro
3.      Gendhing Gangsaran Nem
4.      Gendhing Gangsaran variasi Nem
5.      Gendhing Gangsaran Ji
6.      Gendhing Gangsaran variasi Ji

Blangko Penilaian Ujian Praktik Semester Ganjil


No. absen
Nama
KDH
BNG B
BNG P
BAL
VOKAL
Nilai

























































Batu, ..........................
Pengajar,



...................................

Keterangan :
1.      Ujian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa
2.      Kelompok boleh terdiri dari campuran siswa putra dan putri
3.      Pada saat ujian wajib menyerahkan blangko ini sebagai lembar penilaian. Satu kelompok satu blangko.
4.      Penilaian vokal dilakukan secara kelompok

Semester Genap
BAB I
TINJAUAN UMUM
MATA PELAJARAN KARAWITAN II


Deskripsi
             Karawitan II ini merupakan materi dari Mata pelajaran Seni Budaya tingkat SMA pada sub Seni Musik. Materi Karawitan II berkaitan dengan pengenalan bentuk – bentuk gendhing dalam Karawitan meliputi : bentuk “lancaran balungan nibani” dan “balungan mlaku”

Manfaat Mata Pelajaran
            Mata Pelajaran ini bermanfaat bagi siswa didik yaitu :
1.      Siswa mengenal pengetahuan dasar karawitan yang beguna dalam memahami praktek Karawitan II
2.      Siswa memahami bentuk sajian gendhing, dan garap sajian
3.      Siswa dapat mempraktikan menabuh gamelan dengan baik dan benar
4.      Siswa dapat menyajikan suatu bentuk gendhing secara berkelompok

Tujuan Umum
            Tujuan umum dari Mata Pelajaran Karawitan II ini yaitu, setelah menyelesaikan mata pelajaran ini siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam berkarawitan yang kemudian dapat mengikuti Mata Pelajaran berikutnya yaitu Karawitan III.

Susunan Bahan Ajar
1.      BAB 1 Tinjauan Umum
2.      BAB 2 Lancaran Manyar Sewu, Sl. pth. Myr/Pl. pth. Br
7.      BAB 3 Lancaran Manyar Sewu irama 2 dan 3
8.      BAB 4 Tehnik Tabuhan Bonang Barung dan Bonang Penerus
9.      BAB 5 Tehnik Kendhangan Gendhing Lancaran
10.  BAB 6 Praktik Gendhing Lancaran

Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
1.      Siswa mendapatkan gambaran awal tentang bentuk dasar dari Gendhing Lancaran
2.      Pada penyajian, siswa diharapkan mampu menganalisis dan mendemontrasikan secara kreatif materi yang dipelajari.
3.      Pada bagian penutup, memberikan petunjuk agar siswa mampu mengukur dirinya terhadap penguasaan dan pemahaman materi ajar. Tindak lanjut yang diharapkan yaitu siswa harus berlatih secara intensif baik dalam belajar mandiri maupun belajar kelompok.
4.      Jika terdapat kesulitan dalam menyampaikan materi diharapkan dapat berkonsultasi dengan pengajar maupun orang yang dianggap mengetahuinya.


BAB II
 Bentuk Lancaran

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang bentuk gendhing lancaran. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gendhing, ciri – ciri, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan tehnik yang telah didapat pada semester sebelumya, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gendhing, menafsir, dan mempraktikannya.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan Gendhing Lancaran adalah suatu bentuk gendhing yang pada setiap 4 gatra terdiri dari 4 kenongan dan 3 kempulan yang diakhiri dengan gong. Pada gendhing lancaran dapat disajikan dengan 3 macam irama yaitu, irama siji, irama loro, dan irama telu.
            Berikut contoh skema gendhing lancaran :

     =. . =. n.       =. p. =. n.       =. p. =. n.       =. p. =. ng.
B.      Irama dan Bentuk
          Irama yang dimaksut dalam karawitan adalah tempo dalam jalannya sajian gendhing. Irama siji juga disebut irama “mlaku” dengan ketukan 4/4 jika pada birama lagu. Pada gendhing lancaran, terdapat dua macam model tabuhan yaitu disebut dengan model “Balungan Mlaku” dan “Balungan Nibani”.
          Balungan Mlaku adalah dimana pada setiap gatra diisi dengan empat balungan gendhing. Contoh sebagai berikut :
    =! 6 =5 n3       =! p6 =5 n3       =! p6 =5 n3       =2 p3 =2 ng1
    Sedangkan balungan nibani adalah dimana pada setiap gatra hanya terdapat dua balungan gendhing. Contoh sebagai berikut :
    =. 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p2 =. ng1
C.      Lancaran Manyar Sewu, Slendro Pathet Manyura
Lancaran Manyar Sewu adalah salah satu gendhing dalam karawitan yang berbentuk Lancaran Balungan Nibani.
Berikut teks notasinya :



Lcr. MANYAR SEWU, Sl. pth. Myr
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       . 5 . ng3
. 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p6 =. ng5
. 6 . 5       . 6 . 5       . 6 . 5       . 3 . g2
. 3 . 2       . 3 . 2       . 3 . 2       . ! . g6
. ! . 6       . ! . 6       . ! . 6       . 5 . g3
            Keterangan notasi
-          Lcr pada judul adalah singkatan dari kata Lancaran
-          Manyar sewu adalah judul gendhing
-          Sl pada judul adalah singkatan dari kata Slendro yang menerangakan jenis laras pada gamelan
-          Pth adalah singkatan dari kata Pathet yang menerangkan jenis jangkauan nada dalam karawitan
-          Myr adalah singkatan dari kata Manyura yang merupakan nama dari jenis pathet
-          Bk adalah singkatan dari kata Buka yang merupakan awalan dari sebuah gendhing yang dilakukan oleh ricikan Bonang Barung.

D. Jalannya gendhing
        Lancaran Manyar Sewu diawali dengan buka gendhing yang dilakukan oleh ricikan Bonang Barung dengan teknik tabuhan “mBalung”. Mbalung adalah tehnik tabuhan pada bonang, dimana bonang ditabuh dengan tidak bersamaan.
     Ricikan lain mulai ditabuh ketika bonang barung sudah “Nggembyang” pada bagian buka, secara bersamaan.
       Gendhing lancaran Manyar Sewu dapat disajikan beberapa kali “gongan”. Ketika akan disuwuk, gendhing harus di”seseg – kan”terlebih dahulu, dan pada bagian baris terakhir, gendhing disuwuk oleh kendhang secara “tamban”, atau “gropak”.
-          “tamban” adalah model suwuk pada gendhing dengan cara perlahan – lahan.
-          “Gropak” adalah model suwuk pada gendhing dengan cara cepat.


F. Latihan

Lcr. MANYAR SEWU, Sl. pth. Myr
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       . 5 . ng3
. 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p6 =. ng5
. 6 . 5       . 6 . 5       . 6 . 5       . 3 . g2
. 3 . 2       . 3 . 2       . 3 . 2       . ! . g6
. ! . 6       . ! . 6       . ! . 6       . 5 . g3



BAB III
Lancaran Manyar Sewu, Sl. pth. Manyura Irama 2 dan 3

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang bentuk gendhing lancaran. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gendhing, ciri – ciri, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan tehnik yang telah didapat pada semester sebelumya, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gendhing, menafsir, dan mempraktikannya.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan Gendhing Lancaran irama 2 adalah suatu garap jalanya sajian gendhing yang berkenaan dengan tempo. Yang dimaksut dengan irama 2 adalah pada sajian gendhing menggunakan ketukan ½ yang mengakibatkan, pada setiap gatra gendhing menjadi dua kali lipatnya sehingga menjadi 4 pukulan balungan gendhing. Berikut contoh penotasiannya:
            Irama 1 dengan irama 1/1 :
     =. 2 =. n3       =. p2 =. n3       =. p1 =. n2       =. p3 =. gn2
            Irama 2 dengan irama 1/2 :
     =5 2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =y p1 =3 n2       =5 p3 =5 ng2
B.      Lancaran Manyar Sewu, Sl. Manyura, irama 2

            Garap irama 1
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       . 5 . ng3
. 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p6 =. ng5
. 6 . 5       . 6 . 5       . 6 . 5       . 3 . g2
. 3 . 2       . 3 . 2       . 3 . 2       . ! . g6
. ! . 6       . ! . 6       . ! . 6       . 5 . g3



            Garap irama 2
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3

     =5 2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =6 p3 =6 ng5
     6 3 6 5       6 3 6 5       6 3 6 5       3 1 3 g2
     3 1 3 2       3 1 3 2       3 1 3 2       ! 5 ! g6
     ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       5 2 5 g3
C.      Garap irama 3
          irama 3 adalah bilamana pada sajian gendhing menggunakan irama ¼ pada bentuk gendhing lancaran. Sehingga dalam 1 gatra balungan nibani menjadi 8 ketukan balungan mlaku, yang ditandai dengan letak kenong pertama terdapat di balungan gendhing yang ke delapan.
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3
          6 =5 3 2       3 =5 2 n3       6 =5 3 p2       3 =5 2 n3
    6 5 3 p2       3 5 2 n3       6 6 5 p3       5 6 3 ng5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       ! 6 5 3       5 6 3 5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       3 3 2 1       2 3 1 g2
    5 3 2 1       2 3 1 2       5 3 2 1       2 3 1 2
    5 3 2 1       2 3 1 2       ! ! 6 5       6 ! 5 g6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       2 1 6 5       6 ! 5 6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       5 5 3 2       3 5 2 g3
D.     Latian
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       . 5 . ng3
. 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p6 =. ng5
. 6 . 5       . 6 . 5       . 6 . 5       . 3 . g2
. 3 . 2       . 3 . 2       . 3 . 2       . ! . g6
. ! . 6       . ! . 6       . ! . 6       . 5 . g3
Bila menjadi irama 2 :                                                                                   5 2 5 g3
            Garap irama 2
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3

     =5 2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =6 p3 =6 ng5
     6 3 6 5       6 3 6 5       6 3 6 5       3 1 3 g2
     3 1 3 2       3 1 3 2       3 1 3 2       ! 5 ! g6
     ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       5 2 5 g3
Bila menjadi irama 3 :                                   `                                               5532  352g3
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3
          6 =5 3 2       3 =5 2 n3       6 =5 3 p2       3 =5 2 n3
    6 5 3 p2       3 5 2 n3       6 6 5 p3       5 6 3 ng5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       ! 6 5 3       5 6 3 5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       3 3 2 1       2 3 1 g2
    5 3 2 1       2 3 1 2       5 3 2 1       2 3 1 2
    5 3 2 1       2 3 1 2       ! ! 6 5       6 ! 5 g6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       2 1 6 5       6 ! 5 6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       5 5 3 2       3 5 2 g3


BAB IV
Tehnik Tabuhan
Bonang Barung dan Bonang Penerus Pada Gendhing Lancaran


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik tabuhan bonang. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, ragam tehnik tabuhan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Bonang merupakan salah satu ricikan pada gamelan yang berjenis pencon, mempunyai fungsi sebagai pembuka gendhing pada jenis gendhing bonangan dan sebagai penghias jalanya suatu gendhing.
            Bonang ditinjau dari bentuk nya terdapat dua jenis yaitu Bonang Barung dan Bonang Penerus. Pada sistem karawitan, bonang mempunyai peran yang cukup membantu dalam menambah rasa keindahan dalam suatu sajian gendhing.
            Cara menabuh Bonang dengan menggunakan dua tabuh. Adapun susunan Bonang Barung laras pelog dalam satu “pangkon” sebagai berikut :

4
6
5
3
2
1
7
7
1
2
3
5
6
4

            Susunan Bonang Barung laras Slendro dalam satu “pangkon” sebagai berikut :

6
5
3
2
1
2
1
2
3
5
6
1

B.      Tehnik Tabuhan Bonang Barung Pada Gendhing Lancaran
       Pada gendhing bentuk lancaran, Bonang barung menggunakan tehnik nggembyang nyegat seperti pada gendhing Gangsaran. Sedangakan pada garap irama 2 dan irama 3, Bonang barung maupun Bonang Penerus, menggunakan tehnik “mipil lamba”.
       Mipil lamba adalah tehnik tabuhan pada ricikan bonang barung maupun penerus yang tehnik tabuhannya dilakukan mengikuti notasi balungan gendhing. Sebagai contoh berikut :


    Balungan     :    2 1 2 3   2 1 2 y   2 1 2 3   2 1 2 6
   Bng Br         :        21212323   21212y2y  21212323  21212y2y   

C.      Tehnik Tabuhan Bonang Penerus Pada Gendhing Lancaran
       Pada Bonang Penerus, tehnik yang digunakan sama dengan pada Bonang Barung, yaitu dengan tehnik “Mipil Lamba”. Hanya saja sajiannya yang berbeda karena pada bonang Penerus, pola pipilan dilakukan rangkap (dua kali lipatnya Bonang Barung). Sebagai contoh berikut :

Bal  :    2  1  2  3      2  1  2  y      2  1  2  3      2  1  2  6
   B B  :           2121  2323      2121  2y2y      2121  2323      2121  2y2y 
   B P  :          212.212.232.232.      212.212.2y2.2y2.     212.212.232.232.  212.212.2y2.2y2.
D.     Latihan
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       . 5 . ng3
. 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p6 =. ng5
BB : 3/3   3/3                     3/3    3/3                     3/3     3/3                    5/5    5/5
BP : 3/3   3/3 3/3               3/3    3/3 3/3              3/3     3/3 3/3             5/5    5/5 5/5
. 6 . 5       . 6 . 5       . 6 . 5       . 3 . g2
. 3 . 2       . 3 . 2       . 3 . 2       . ! . g6
. ! . 6       . ! . 6       . ! . 6       . 5 . g3
Bila menjadi irama 2 :                                                                                   5 2 5 g3
            Garap irama 2
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3

     =5 2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =6 p3 =6 ng5
BB :    5252   5353                   5252  5353                  5252  5353                  6363  6565
BP :    525.525. 535.535.                                525.525. 535.535.                             525.525. 535.535.                             636.636. 656.656.                            
     6 3 6 5       6 3 6 5       6 3 6 5       3 1 3 g2
     3 1 3 2       3 1 3 2       3 1 3 2       ! 5 ! g6
     ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       5 2 5 g3
Bila menjadi irama 3 :                                   `                                               5532  352g3
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3
          6 =5 3 2       3 =5 2 n3       6 =5 3 p2       3 =5 2 n3
    6 5 3 p2       3 5 2 n3       6 6 5 p3       5 6 3 ng5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       ! 6 5 3       5 6 3 5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       3 3 2 1       2 3 1 g2
    5 3 2 1       2 3 1 2       5 3 2 1       2 3 1 2
    5 3 2 1       2 3 1 2       ! ! 6 5       6 ! 5 g6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       2 1 6 5       6 ! 5 6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       5 5 3 2       3 5 2 g3


BAB V
Kendhangan Gendhing Lancaran


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik Kendhangan pada garap Gendhing Lancaran. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, pola Kendhangan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
C.      Pengertian
            Kendhang merupakan salah satu ricikan vital yang terdapat pada seperangkat alat musik gamelan. Kendhang mempunyai spesifik tersindiri dalam peranannya maupun pada tehnik menabuhnya. Kendhang tidak dibunyikan dengan menggunakan alat pukul (tabuh), melainkan dibunyikan dengan menggunakan tangan.
            Kendhang merupakan ricikan utama dalam karawitan karena mempunyaio fungsi pengendali dalam jalanya sebuah gendhing. Kendhang mempunyai peranan sebagai berikut :
-          Bukani (membuka)
-          Nyuwuk (menghentikan)
-          Nyirep (memperpelan/volume)
-          Nyeseg (mempercepat)
-          Namban (memperpelan)

D.     Ragam Pola Kendhangan
     Ricikan kendhang terdapat beberapa jenis menurut bentuk dan fungsinya :
-          Kendhang Gendhing / Kendhang Bem
-          Kendhang Sabet
-          Kendhang Ciblon
-          Kendhang ketipung
                 Dalam penerapanya, Kendhang Gendhing digunakan dalam sajian gendhing ageng seperti Gd. Gambir Sawit, kt. 2 kerep inggah 4, dan sejenisnya dengan garap klenengan. Kendhang Gendhing juga dapat dimainkan dengan Kendhang Ketipung yang kemudian disebut dengan Kendhang Loro. Pola kendhang tersebut digunakan untung gendhing – gendhing jenis Lancaran, Ladrang, Ketawang, dan lagon – lagon dolanan.
                 Pada jenis Kendhang Sabet digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit. Sedangkan Kendhang Cibon digunakan untuk semua jenis gendhing yang membutuhkan garap “ciblon dan kebaran”.
                 Sangat banyak ragam dalam pola kendhangan dalam ilmu karawitan. Pola – pola kendhangan tersebut berbeda – beda menurut jenis / bentuk gendhing yang akan dilakukan. Berikut pola kendhangan dalam Gendhing Lancaran yang dilakukan dengan menggunakan jenis Kendhang Loro. Berikut contoh kendhangan loro Gendhing Lancaran :

a.      Skema KDH II Lancaran Irama 1
Buka         :                                                   IIPC    .P.gP
Siaga        :           .P.P    .SP.P    .P.P    .P.gP
Baku         :           PPPP    PCPP    PCPP    PCPgP
Salahan    :           CPPC    PPCP    PCPP    PCPgP
Suwuk       :           P.P.    PCP.    CP.C    .PPg.

      Keterangan :
     I    :           dibaca tak
     P    :           dibaca thung
     C    :           dibaca dha

b.      Skema KDH II Lancaran Irama 2
Buka   :                                                          I I P C   P C P gC
Baku   :           P . C P   . C P .   C . P C   . P . P  
         P C P .   C . P C   P . P C   . P . gC       
     Peralihan ke irama 3 :             P I P C  P C P C
    Peralihan kembali ke irama 1 :            C I P C  . P . P




c.       Skema KDH II Lancaran Irama 3
Buka   :                                                          I I P C   P C P gC
Baku   :           P . C P   . C P .   C . P C   . P . .  
         P . C P   . C P .   C . P C   . P . .
         P . C P   . C P .   C . P C   . P . P  
               P C P .   C . P C   P . P C   . P . gC
     Peralihan kembali ke irama 2 :  
               . C . I   . P . C     .   P     .   gC  
   
C. Latihan
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       . 5 . ng3
Siaga   :           . 5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p5 =. n3       =. p6 =. ng5
Baku    :           . 6 . 5       . 6 . 5       . 6 . 5       . 3 . g2
Baku    :           . 3 . 2       . 3 . 2       . 3 . 2       . ! . g6
Salahan/:         . ! . 6       . ! . 6       . ! . 6       . 5 . g3
Suwuk
Garap irama 2
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3

     =5 2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =5 p2 =5 n3       =6 p3 =6 ng5            
     6 3 6 5       6 3 6 5       6 3 6 5       3 1 3 g2
     3 1 3 2       3 1 3 2       3 1 3 2       ! 5 ! g6
     ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       ! 5 ! 6       5 2 5 g3



Bila menjadi irama 3 :                                   `                                              
Bk :                             . ! . 6        . ! . =6       5 2 5 ng3
          6 =5 3 2       3 =5 2 n3       6 =5 3 p2       3 =5 2 n3
    6 5 3 p2       3 5 2 n3       6 6 5 p3       5 6 3 ng5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       ! 6 5 3       5 6 3 5
    ! 6 5 3       5 6 3 5       3 3 2 1       2 3 1 g2
    5 3 2 1       2 3 1 2       5 3 2 1       2 3 1 2
    5 3 2 1       2 3 1 2       ! ! 6 5       6 ! 5 g6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       2 1 6 5       6 ! 5 6
    2 1 6 5       6 ! 5 6       5 5 3 2       3 5 2 g3


BAB VI
Praktik Gendhing Lancaran


Pendahuluan

            Pada bagian bab ini, kita akan mengevaluasi hasil belajar kita mulai dari bab pertama hingga pada bab lima. kemudian akan diambil nilai ujian praktik sebagai penilaian akhir semester. Berikut materi ujian dan blangko penilaiannya :
1.      Lcr. Manyar Sewu, Sl. pth. Myr
2.      Lcr. Runtung – Runtung, Pl. pth. Nem

Blangko Penilaian Ujian Praktik Semester Ganjil
Kelas X

No. absen
Nama
KDH
BNG B
BNG P
BAL
Pilihan
Nilai

























































Batu, ..........................
Pengajar,



...................................


Keterangan :
1.      Ujian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa
2.      Kelompok boleh terdiri dari campuran siswa putra dan putri
3.      Pada saat ujian wajib menyerahkan blangko ini sebagai lembar penilaian. Satu kelompok satu blangko.
4.      Pada penilaian pilihan, memilih ricikan Kenong atau Kempul.

Semester Ganjil
BAB 1
TINJAUAN UMUM
MATA PELAJARAN KARAWITAN III


Deskripsi
             Karawitan III ini merupakan materi dari Mata pelajaran Seni Budaya tingkat SMA pada sub Seni Musik. Materi Karawitan III berkaitan dengan pengenalan Musik Gubahan dan pengenalan bentuk – bentuk gendhing dalam Karawitan meliputi : Ladrangan dan Ketawang, beserta garap “tabuhan pada ricikan” yang berkaitan dengan bentuk gendhingnya.

Manfaat Mata Pelajaran
            Mata Pelajaran ini bermanfaat bagi siswa didik yaitu :
1.      Siswa mengenal pengetahuan dasar karawitan yang beguna dalam memahami praktek Karawitan III
2.      Siswa memahami “Garap Sajian” yang berguna dalam perbendaharaan gendhing karawitan
3.      Siswa dapat mempraktikan menabuh gamelan dengan baik dan benar
4.      Siswa dapat menyajikan suatu bentuk gendhing secara berkelompok

Tujuan Umum
            Tujuan umum dari Mata Pelajaran Karawitan III ini yaitu, setelah menyelesaikan mata pelajaran ini siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam berkarawitan yang kemudian dapat mengikuti Mata Pelajaran berikutnya yaitu Karawitan IV.

Susunan Bahan Ajar
1.      BAB 1 Tinjauan Umum
2.      BAB 2 Pathet dan Bentuk Gendhing Ladrang
3.      BAB 3 Tembang Gerong
4.      BAB 4 Tehnik Tabuhan Bonang Barung dan Bonang Penerus
5.      BAB 5 Tehnik Kendhangan Gendhing Ladrang
6.      BAB 6 Praktik Gendhing Ladrang

Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
1.      Siswa mendapatkan gambaran awal tentang Karawitan, ilmu, dan Konsepnya
2.      Pada penyajian, siswa diharapkan mampu menganalisis dan mendemontrasikan secara kreatif materi yang dipelajari.
3.      Pada bagian penutup, memberikan petunjuk agar siswa mampu mengukur dirinya terhadap penguasaan dan pemahaman materi ajar. Tindak lanjut yang diharapkan yaitu siswa harus berlatih secara intensif baik dalam belajar mandiri maupun belajar kelompok.
4.      Jika terdapat kesulitan dalam menyampaikan materi diharapkan dapat berkonsultasi dengan pengajar maupun orang yang dianggap mengetahuinya.



BAB II
Pathet Dan Bentuk Gendhing Ladrangan

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang “Pathet” dan bentuk Gendhing Ladrangan. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gendhing, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi karawitan 1 dan 2, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gendhing, tembang, gerong, maupun lagon.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan “Pathet” adalah merupakan suatu acuan dasar pada tangga nada dalam karawitan. Pathet merupakan pengaturan nada gamelan atau musik tradisional Jawa. Pathet berlaku dalam laras gamelan pelog maupun slendro. Pathet memberikan keindahan dan harmonisasi pukulan gamelan. Setiap pathet memiliki urutan nada tersendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam pentas pewayangan pathet memberikan tanda waktu dan adegan yang sedang berlangsung. Pembatasan nada beserta pengaturannya mengandung makna filosofis dalam budaya Jawa terutama dalam pementasan wayang. Dalam pertunjukan wayang di Surakarta secara umum dikenal tiga pathet yaitu, nem, sanga, dan manyura.
Seorang penabuh gamelan selalu mengikuti aturan pathet

B.      Jenis dan Penggunaan Pathet

            Menurut jenisnya, secara umum terdapat beberapa pathet untuk laras pelog dan slendro. Adapun jenis pathet dalam laras slendro adalah sebagai berikut:
  • Slendro
    • Nem                : 6-5-3-2
    • Sanga              : 2-1-6-5
    • Manyura         : 3-2-1-6
Sementara pathet untuk laras slendro adalah sebagai berikut :
  • Pélog
    • Lima                : 5-4-2-1 (lama) atau 5-3-2-1 (baru)
    • Nem                : 2-1-6-5
    • Barang                        : 3-2-7-6

c. Pathet dan Seni Pedalangan

            Penyajian iringan dan instrumen gamelan secara berurutan dari pathet nem, sanga, dan manyura membentuk sebuah alur dramatis musikal semakin menanjak. Pathet nem menempati posisi paling rendah, pathet sanga berada di tengah, dan pathet manyura berada di posisi yang paling tinggi. Pathet nem mendukung adegan-adegan awal yang merupakan pengenalan. Kemudian adegan-adegan perumitan masalah diiringi dengan musik-musik pathet sanga. Pathet manyura mengiringi adegan-adegan klimaks sampai pada penyelesaian masalah. Maka hubungan antara pathet dan seni pedalangan adalah membangun alur dramatik cerita dalam pewayangan.
            Pathet dalam karawitan maupun pedalangan mempunyai rasa yang sama dan saling berhubungan dalam kebutuhan suasana adegan. Pathet Nem mempunyai rasa “mrabu”, sedangkan Pathet Sanga mempunyai rasa “nges”, dan Pathet Manyura mempunyai rasa “sereng”, “greget”, dan sejenisnya. Urutan rasa itu sesuai dengan filosofi penyelesaian masalah dalam bahasa Jawa disebut “Triwikrama”.
            Berikut contoh gendhing – gendhing berdasarkan pathet dan keberadaannya dalam pagelaran wayang :
- Ktw. Gdh. KABOR, kt. 2 kerep, SL. pth. Nem [Adegan Jejer]
Bk :                  .66!      @66!      @!65      32.=3      56!g6
          .2.=2      .2.3      56!=.      56!n6
          55..      5653      5653      21yggt
          .ttt      wwet      wety      21yt
          33..      3353      6535      321g2
          .5.3      .5.2      .5.3      .5.2
          55..      5653      5653      21ygt

- Ktw. SUBAKASTAWA, SL. Pth. Sanga [Adegan Pertapaan]
Bk :                  .2.1      .2.1      221=1      .y.gt
          .=@.!      .=6.n5      .=@.p!      .=6.gn5
          .@.!      .6.5      .@.!      .6.g5
          .6.1      .2.y      .2.1      .y.
- Ldr. MONCER, SL. pth. Myr [Adegan Manyura]
Bk :                  .235      6532      !65=3      56!ng6
          5=3!6      5=3!n6      3=32p3      6=53n2
          3235      6532      !653      56!g6
          ..63      56!6      356!      6532
          3235      6532      !653      56!g6
D. Gendhing Ladrang
            Bentuk gendhing Ladrang yaitu, salah satu bentuk gendhing yang terdapat dalam karawitan yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
-          Dalam 8 gatra terdapat 3 kempul dan 4 kenongan
-          Dan gong terdapat pada setiap akhir gatra ke delapan
            Berikut skema gendhing bentuk Ladrang :
     . =. . .         . =. . n.         . =. . p.         . =. . n.
     . =. . p.         . =. . n.         . =. . p.         . =. . ng.
      
     2 =1 2 3       2 =1 2 ny       3 -3 . p.       6 =5 3 n2
     5 6 5 p3       2 =1 2 ny       2 =1 2 p3       2 =1 2 ng6
E. Gendhing Ladrang
          Setelah mengetahui pengertian bentuk ladrang dan skemanya, berikut disajikan notasi gendhing klasik berbentuk ladrang :

Ldr. SLAMET, Sl. pth. Manyura
Buka :     . 1 3 2       y 1 2 3       1 1 3 =2       . 1 2 ngy
Umpak :
          2 =1 2 3       2 =1 2 ny       3 -3 . p.       6 =5 3 n2
          5 =6 5 p3       2 =1 2 ny       2 =1 2 p3       2 =1 2 ng6
    Ngelik :
                        . . 6 .       ! 5 ! 6       3 5 6 !       6 5 3 2
          6 6 . .       ! 5 ! 6       ! ! 3 2       . 1 2 gy
Keterangan :
-          Buka dilakukan oleh Rebab atau Bonang Barung
-          Umpak adalah bagian awalan gendhing. Yang pada musik disebut dengan intro.
-          Ngelik adalah bagian inti gendhing yang didalamnya terdapat vokal “gerong”.
-          Suwuk gendhing dilakukan di bagian akhir ngelik.
F. Latihan
            Praktik menyajikan gendhing Ladrang, SLAMET, SL. pth. Myr/Ldr. WILUJENG, Pl. pth. Barang. Irama 1 “lamba”.
Ldr. SLAMET, Sl. pth. Manyura
Buka :     . 1 3 2       y 1 2 3       1 1 3 =2       . 1 2 ngy
Umpak :
          2 =1 2 3       2 =1 2 ny       3 -3 . p.       6 =5 3 n2
          5 =6 5 p3       2 =1 2 ny       2 =1 2 p3       2 =1 2 ng6
    Ngelik :
                        . . 6 .       ! 5 ! 6       3 5 6 !       6 5 3 2             6 6 . .         ! 5 ! 6       ! ! 3 2       . 1 2 gy


BAB III
Gerong

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang “Gerong”. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gerong, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi “titi laras” pada materi karawitan I, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gerong yang akan kita pelajari.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan “Gerong” adalah vokal lagu yang terdapat pada gendhing. Berbeda dengan lagon. Jika “lagon” ialah bentuk tembang atau lagu yang terdapat pada gendhing – gendhing dolanan. Contoh : Gerongan Ktw, Subakastawa, Sl. Sanga, ldr. Slamet, Sl. Myr, Gdh. Gambirsawit, SL. Sanga, dan lain – lain.
            “Gerong” biasa diindentifikasikan dengan “wirasawara”/”penggerong”, pelantun vocal pria pada karawitan. Sedangkan pelantun vokal putri disebut “swarawati”/”pesinden”. Berikut contoh gerongan pada gendhing Ladrang Slamet, Sl. Manyura
B.      Gerongan Ladrang Slamet, Sl. Manyura
            . . . .       6 6 jz6c! 5       . 6 ! @       j.# zj!x@c!  6
                                                Pa-ra be-sang                      sma-ra                        ba  -  ngun
                                                Gar-wa Sang Sin       -          du – ra                        Pra  -  bu
                                                Sem-bung la-ngu                 mung – gwing             gu   -  nung
     . . . .       # # jz#c@ !       . @ jz!c63       . jz2x5x c3 2
                                               Se-pat domba                         ka-li                           o     -    ya
                                               Wi-ca-ra   ma            -           wa ka            -           ra    -    na
                                               Ku-nir wis-ma                        kem-bang                  rek   -   ta
     . . . .       6 6 zj6c! 5       . 6 ! @       j.# zj!x@c!  6
                                                A-ja  do  - lan                       lan wong                  pri    -    ya
                                                A-ja  do  - lan                       lan wa           -          ni     -     ta
                                                Aja nggugu ujar ira
            . . ! @       j!6 jz3x5c3 2      . . jz3c5 3      .  jz1x2x c1 y
                      Gu-ra                         meh  no            -           ra pra            -           sa    -    ja
                      Tan nya          -          ta      a             -            sring ka          -          tar   -   ka
                     Wong la          -        nang  sok                         a  -  sring                   ci    -   dra
BAB IV
Tehnik Tabuhan
Bonang Barung dan Bonang Penerus Pada Gendhing Lancaran


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik tabuhan bonang. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, ragam tehnik tabuhan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Bonang merupakan salah satu ricikan pada gamelan yang berjenis pencon, mempunyai fungsi sebagai pembuka gendhing pada jenis gendhing bonangan dan sebagai penghias jalanya suatu gendhing.
            Bonang ditinjau dari bentuk nya terdapat dua jenis yaitu Bonang Barung dan Bonang Penerus. Pada sistem karawitan, bonang mempunyai peran yang cukup membantu dalam menambah rasa keindahan dalam suatu sajian gendhing.
            Cara menabuh Bonang dengan menggunakan dua tabuh. Adapun susunan Bonang Barung laras pelog dalam satu “pangkon” sebagai berikut :

4
6
5
3
2
1
7
7
1
2
3
5
6
4

            Susunan Bonang Barung laras Slendro dalam satu “pangkon” sebagai berikut :

6
5
3
2
1
1
1
2
3
5
6
1

B.      Tehnik Tabuhan Bonang Barung Pada Gendhing Ladrang
       Pada gendhing bentuk Ladrangan, Bonang Barung maupun Bonang Penerus, menggunakan tehnik “mipil lamba”.
       Mipil lamba adalah tehnik tabuhan pada ricikan bonang barung maupun penerus yang tehnik tabuhannya dilakukan mengikuti notasi balungan gendhing. Sebagai contoh berikut :
Balungan    :    2 1 2 3   2 1 2 y   2 1 2 3   2 1 2 6
   Bng Br         :        21212323   21212y2y  21212323  21212y2y   


C.      Tehnik Tabuhan Bonang Penerus Pada Gendhing Ladrangan
       Pada Bonang Penerus, tehnik yang digunakan sama dengan pada Bonang Barung, yaitu dengan tehnik “Mipil Lamba”. Hanya saja sajiannya yang berbeda karena pada bonang Penerus, pola pipilan dilakukan rangkap (dua kali lipatnya Bonang Barung). Sebagai contoh berikut :
Bal  :    2  1  2  3      2  1  2  y      2  1  2  3      2  1  2  6
   B B  :           2121  2323      2121  2y2y      2121  2323      2121  2y2y 
   B P  :          212.212.232.232.      212.212.2y2.2y2.     212.212.232.232.  212.212.2y2.2y2.

D.     Tehnik Tabuhan Bonang “Mipil Rangkep”
            Tehnik tabuhan Bonang Mipil Rangkep adalah tehnik tabuhan yang mengikuti notasi balungan gendhing seperti pola Mipil Lamba, tetapi dirangkap dua kali. Berikut contohnya :

Bal  :    2      1      2      3          2      1      2     y     
B B  :           212.2121      232.2323               212.2121      2y2.2y2y    
B P  :           212.212.212.212. 232.232.232.232.         212.212.212.212. 2y2.2y2.2y2.2y2.
Bal  :     3      3      .      .          6      5      3     2
B B  :           333.333.. 666.66..              656.6565      323.3232
    
   B P  :      333.33..333.33.. 666.66..666.66..        656.656.656.656. 323.323.323.323.

E.      Latihan
Ldr. SLAMET, Sl. pth. Manyura
Buka :     . 1 3 2       y 1 2 3       1 1 3 =2       . 1 2 ngy
BB     :                                                                                                                       2 j1tjy1y
Umpak :
          2 =1 2 3       2 =1 2 ny       3 -3 . p.       6 =5 3 n2
BB        :          2121  2323                   2121  2626                  333.  666.                    6565  3232
BP        :           212.212. 232.232.                             212.212. 262.262.                             333.33.. 333.33..                                656.656. 323.323.
          5 =6 5 p3       2 =1 2 ny       2 =1 2 p3       2 =1 2 ng6
BB        :          5656  5353                   2121  2626                  2121  2323                  2121ty1y
BP        :           565.565. 535.535.                             212.212. 262.262.                             212.212. 232,232,                             212,212, 262.262.

    Ngelik :
                        . . 6 .       ! 5 ! 6       3 5 6 !       6 5 3 2
BB        :            6 6 6 . 6 6 . .               1515  1616                  3535  6161                  6565  3232
BP        :           666.66.. 666.66..                                151.151. 161.161.                             353.353. 616616.                              656.656. 323.323.
          6 6 . .       ! 5 ! 6       ! ! 3 2       . 1 2 gy
BB        :            6 6 6 . 6 6 . .               1515  1616                  111.   3232                  2121ty1y
BP        :           666.66.. 666.66..                                151.151. 161.161.                             111.11.. 323.323.                              212.212. 262.262.





BAB V
Kendhangan Gendhing Ladrangan


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik Kendhangan pada garap Gendhing Ladrangan. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, pola Kendhangan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Kendhang merupakan salah satu ricikan vital yang terdapat pada seperangkat alat musik gamelan. Kendhang mempunyai spesifik tersindiri dalam peranannya maupun pada tehnik menabuhnya. Kendhang tidak dibunyikan dengan menggunakan alat pukul (tabuh), melainkan dibunyikan dengan menggunakan tangan.
            Kendhang merupakan ricikan utama dalam karawitan karena mempunyaio fungsi pengendali dalam jalanya sebuah gendhing. Kendhang mempunyai peranan sebagai berikut :
-          Bukani (membuka)
-          Nyuwuk (menghentikan)
-          Nyirep (memperpelan/volume)
-          Nyeseg (mempercepat)
-          Namban (memperpelan)

B.      Ragam Pola Kendhangan
     Ricikan kendhang terdapat beberapa jenis menurut bentuk dan fungsinya :
-          Kendhang Gendhing / Kendhang Bem
-          Kendhang Sabet
-          Kendhang Ciblon
-          Kendhang ketipung
                 Dalam penerapanya, Kendhang Gendhing digunakan dalam sajian gendhing ageng seperti Gd. Gambir Sawit, kt. 2 kerep inggah 4, dan sejenisnya dengan garap klenengan. Kendhang Gendhing juga dapat dimainkan dengan Kendhang Ketipung yang kemudian disebut dengan Kendhang Loro. Pola kendhang tersebut digunakan untung gendhing – gendhing jenis Lancaran, Ladrang, Ketawang, dan lagon – lagon dolanan.
                 Pada jenis Kendhang Sabet digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit. Sedangkan Kendhang Cibon digunakan untuk semua jenis gendhing yang membutuhkan garap “ciblon dan kebaran”.
                 Sangat banyak ragam dalam pola kendhangan dalam ilmu karawitan. Pola – pola kendhangan tersebut berbeda – beda menurut jenis / bentuk gendhing yang akan dilakukan. Berikut pola kendhangan dalam Gendhing Ladrangan yang dilakukan dengan menggunakan jenis Kendhang Loro. Berikut contoh kendhangan loro Gendhing Ladrangan :

Buka         :                                                                           IIPC    ..CP..CgP
Baku         :           ..CP..CP  ..CP..CP  ..CP..CP  ..CP..CP
            ..CP..CP  ..CP..CP  PPCP.C.PC ..CP..CP
Baku irama
Dadi          :           ..CP..CP  ..CP..CP  ..CP..CP  PPC..P..PC.P.C        
                          [ .P.C...P..PC...I  .P.P.P.C.P..PC.P
               .P.C.PC.PCP.C.PC  ...0...P.C...P.gC
               ...0...0...0...P  .P..CP.C...0...0
               ...P...P..CP.CP   ...0...P.C...P.C ]
Ngelik            :     .PCP.C.P..PC.PC   .PCP.C.PC...0...P
               ..PC.PCIPP.P.C.P  ...0...P.C...P.C
               .P.C...P..PC...I  .P.P.P.C.P..PC.P
               .P.C.PC.PCP.C.PC  ...0...P.C...P.gC
Suwuk       :           .P.C...P..PC...I  .P.P.P.C.P..PC.I
               IP.IIP.IIC.P.IIC  ...0...0...0.0.g0

      Keterangan :
     I    :           dibaca tak
            P    :           dibaca thung
     C    :           dibaca dha

C. Latihan
Ldr. SLAMET, Sl. pth. Manyura
Buka :     . 1 3 2       y 1 2 3       1 1 3 =2       . 1 2 ngy
                                      I I P C       ..CP..CgP
Umpak :
          2 =1 2 3       2 =1 2 ny       3 -3 . p.       6 =5 3 n2
       ..CP..CP      ..CP..CP      ..CP..CP      ..CP..CP
          5 =6 5 p3       2 =1 2 ny       2 =1 2 p3       2 =1 2 ng6
          ..CP..CP      ..CP..CP      PPCP.C.PC     ..CP..CP
    Ngelik :
                        . . 6 .       ! 5 ! 6       3 5 6 !       6 5 3 2            6 6 . .         ! 5 ! 6       ! ! 3 2       . 1 2 gy




BAB VI
Praktik Gendhing Ladrang


Pendahuluan

            Pada bagian bab ini, kita akan mengevaluasi hasil belajar kita mulai dari bab pertama hingga pada bab lima. kemudian akan diambil nilai ujian praktik sebagai penilaian akhir semester. Berikut materi ujian dan blangko penilaiannya :
1.      Gendhing Ladrang Slamet, Sl. pth. Manyura
2.      Gendhing Ladrang Wilujeng, Pl. pth. Brang

Blangko Penilaian Ujian Praktik Semester Ganjil
Kelas X

No. absen
Nama
KDH
BNG B
BNG P
BAL
VOKAL
Nilai

























































Batu, ..........................
Pengajar,



...................................


Keterangan :
1.      Ujian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa
2.      Kelompok boleh terdiri dari campuran siswa putra dan putri
3.      Pada saat ujian wajib menyerahkan blangko ini sebagai lembar penilaian. Satu kelompok satu blangko.
4.      Penilaian vokal dilakukan secara kelompok


Semester Genap
BAB I
TINJAUAN UMUM
MATA PELAJARAN KARAWITAN IV


Deskripsi
             Karawitan II ini merupakan materi dari Mata pelajaran Seni Budaya tingkat SMA pada sub Seni Musik. Materi Karawitan IV berkaitan dengan pengenalan bentuk Gendhing Ketawang dan Lagon Dolanan

Manfaat Mata Pelajaran
            Mata Pelajaran ini bermanfaat bagi siswa didik yaitu :
1.      Siswa mengenal pengetahuan dasar karawitan yang beguna dalam memahami praktek Karawitan IV
2.      Siswa memahami bentuk sajian gendhing, dan garap sajian
3.      Siswa dapat mempraktikan menabuh gamelan dengan baik dan benar
4.      Siswa dapat menyajikan suatu bentuk gendhing secara berkelompok

Tujuan Umum
            Tujuan umum dari Mata Pelajaran Karawitan II ini yaitu, setelah menyelesaikan mata pelajaran ini siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam berkarawitan yang kemudian dapat mengikuti Mata Pelajaran berikutnya yaitu Karawitan III.

Susunan Bahan Ajar
1.      BAB 1 Tinjauan Umum
2.      BAB 2 Ketawang Puspawarna, Sl. pth. Myr
3.      BAB 3 Gerongan Ktw Puspawarna, Sl. pth. Myr
4.      BAB 4 Tehnik Kendhangan Gendhing Ketawang
5.      BAB 5 Lagon Warung Pojok, Sl. Sanga
6.      BAB 6 Praktik Gendhing Lancaran

Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
1.      Siswa mendapatkan gambaran awal tentang bentuk dasar dari Gendhing Lancaran
2.      Pada penyajian, siswa diharapkan mampu menganalisis dan mendemontrasikan secara kreatif materi yang dipelajari.
3.      Pada bagian penutup, memberikan petunjuk agar siswa mampu mengukur dirinya terhadap penguasaan dan pemahaman materi ajar. Tindak lanjut yang diharapkan yaitu siswa harus berlatih secara intensif baik dalam belajar mandiri maupun belajar kelompok.
4.      Jika terdapat kesulitan dalam menyampaikan materi diharapkan dapat berkonsultasi dengan pengajar maupun orang yang dianggap mengetahuinya.




BAB II
Ketawang Puspawarna


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang bentuk gendhing ketawang. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gendhing, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi karawitan sebelumya, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gendhing, tembang, gerong, maupun lagon.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan bentuk ketawang adalah suatu bentuk gendhing yang setiap empat gatra terdapat satu kempul dan dua kenongan, serta setiap empat gatra diakhiri dengan gong. Berikut skema gendhing bentuk ketawang :
     . =. . .       . =. . n.       . =. . p.       . =. . ng.
            Sekilas nampak seperti bentuk lancaran, namun yang membedakan adalah jumlah dan letak kenong dan kempulnya. Berikut contoh notasi bentuk ketawang.
Ktw. SWALAGITA, Pl. pth. Nem
Umpak :
            . =2 . 3       . =2 . n1       . =3 . p2       . =1 . ng6
Ngelik :
     3 3 . .       3 3 5 6       @ # @ !       6 5 3 g2
     5 3 2 1       5 6 5 4       6 5 2 1       3 2 1 gy


B.      Ketawang Puspawarna
Ktw. PUSPAWARNA, Sl. pth. Manyura
Bk :             y 1 2 3       . 2 . 1        3 3 1 2       . 1 2 gy
Umpak :
        . =2 . 3       . =2 . n1       . =3 . p2       . =1 . gny
Ngelik :
        . . 6 .       @ # @ !       # @ 6 5       ! 6 5 g3
        . . 3 2       5 3 2 1       . 3 . 2       . 1 . gy
        . 2 . 3       . 2 . 1       . 3 . 2       . 1 . gy
C.          Garap sajian Bonang menggunakan tehnik pipilan
D.          Latihan

  


BAB III
Gerong

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang “Gerong”. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gerong, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi “titi laras” pada materi karawitan I materi gerongan bentuk Ladrang, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gerong yang akan kita pelajari.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Yang dimaksut dengan “Gerong” adalah vokal lagu yang terdapat pada gendhing. Berbeda dengan lagon. Jika “lagon” ialah bentuk tembang atau lagu yang terdapat pada gendhing – gendhing dolanan. Contoh : Gerongan Ktw, Subakastawa, Sl. Sanga, ldr. Slamet, Sl. Myr, Gdh. Gambirsawit, SL. Sanga, dan lain – lain.
            “Gerong” biasa diindentifikasikan dengan “wirasawara”/”penggerong”, pelantun vocal pria pada karawitan. Sedangkan pelantun vokal putri disebut “swarawati”/”pesinden”. Berikut contoh gerongan pada gendhing Ladrang Slamet, Sl. Manyura

B.      Gerongan Ladrang Slamet, Sl. Manyura
            . . . .       . . . .        . . # #       . jz!x#x c@ !
                                                                                            Kem-bang                  ken   -  cur
                                                                                                      Kem-bang                 blim  - bing                                                  
     . . j6!@       j.#jz!x@c65        . . 6 6       j!@ 6zjk!jx6c53
                        Ka – car        -           yan  ang             -               gung ci             -              na  -   tur
                        Pi  - ne          -           thik    ba             -                 li    ing                            tem-bing             
     . . . .       . z6xj!c@@        . #jkz!xj@c63       .z3xk5xj3c21
                                                          Se  - dhet                         kang  sa         -           ri   -   ra  
                                                          Ma – ya                            ma – ya                      si   -  ra
            . . . .       . z3x xj.c52       . . 5 3       . jz1x2c1gy
                                                       Gan – dhes                         ing wi           -            ra  - ga
                                                            Wong pin           -             dha mus       -             ti  -  ka
   . . . .       . z3xj.c53        . . 5 6       .z3xjk5xj3c21
                    Ke  - wes                             ing wi           -    ca    - ra
                                                     Ra – tu                               ning ku          -         su   -   ma                                                                   
. . . .       . z3x xj.c52       . . 5 3       . zj1x2c1gy
                                                      A    -   nge                          nga – nyut                   ji – wa
                                                     Pa   -    thi                           ning    wa         -          no - dya




BAB IV
Kendhangan Gendhing Ketawang


Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang tehnik Kendhangan pada garap Gendhing Ketawang. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, fungsi, pola Kendhangan dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi, akan mempermudah kita dalam mempraktikan sajian gendhing.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari tehnik tabuhan dalam karawitan.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan menyajikan teks notasi sesuai dengan garap yang benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Kendhang merupakan salah satu ricikan vital yang terdapat pada seperangkat alat musik gamelan. Kendhang mempunyai spesifik tersendiri dalam peranannya maupun pada tehnik menabuhnya. Kendhang tidak dibunyikan dengan menggunakan alat pukul (tabuh), melainkan dibunyikan dengan menggunakan tangan.
            Kendhang merupakan ricikan utama dalam karawitan karena mempunyaio fungsi pengendali dalam jalanya sebuah gendhing. Kendhang mempunyai peranan sebagai berikut :
-          Bukani (membuka)
-          Nyuwuk (menghentikan)
-          Nyirep (memperpelan/volume)
-          Nyeseg (mempercepat)
-          Namban (memperpelan)

B.      Ragam Pola Kendhangan
     Ricikan kendhang terdapat beberapa jenis menurut bentuk dan fungsinya :
-          Kendhang Gendhing / Kendhang Bem
-          Kendhang Sabet
-          Kendhang Ciblon
-          Kendhang ketipung
                 Dalam penerapanya, Kendhang Gendhing digunakan dalam sajian gendhing ageng seperti Gd. Gambir Sawit, kt. 2 kerep inggah 4, dan sejenisnya dengan garap klenengan. Kendhang Gendhing juga dapat dimainkan dengan Kendhang Ketipung yang kemudian disebut dengan Kendhang Loro. Pola kendhang tersebut digunakan untung gendhing – gendhing jenis Lancaran, Ladrang, Ketawang, dan lagon – lagon dolanan.
                 Pada jenis Kendhang Sabet digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit. Sedangkan Kendhang Cibon digunakan untuk semua jenis gendhing yang membutuhkan garap “ciblon dan kebaran”.
                 Sangat banyak ragam dalam pola kendhangan dalam ilmu karawitan. Pola – pola kendhangan tersebut berbeda – beda menurut jenis / bentuk gendhing yang akan dilakukan. Berikut pola kendhangan dalam Gendhing Ketawang yang dilakukan dengan menggunakan jenis Kendhang Loro. Berikut contoh kendhangan loro Gendhing Ketawang :

Buka              :                                                                                        IIPC     . . . P . C P gC
Baku              :               .PC.P.PC    .P.P.C.P    PCPC.PCP    ..PC..CP.C...P.gC
Irama
Dadi               :               ...0...0...0.P.C  ...P...P..PC...P                 
                                [    .P.C.P.C...P.C.P  ..PC..CP.C...P.gC
               .P.C.PC.PCP.C.PC  ...0...P.C...P.gC ]
Suwuk           :               .I.P.C...P...P.C  ...I...P...P...I
               ...C...P...P...C  ...0...0...0.0.g0
      Keterangan :
      I     :               dibaca tak
                P     :               dibaca thung
      C     :               dibaca dha
C. Latihan

Ldr. PUSPAWARNA, Sl. pth. Manyura
Buka :     y 1 2 3       . 2 . 1       3 3 1 =2       . 1 2 gny
                                      I I P C       ...P.CPgC
Umpak :
        . =2 . 3       . =2 . n1       . =3 . p2       . =1 . gny
       .PC.P.PC      .P.P.C.P      PCPC.PCP    ..PC..CP.C...P.gC
       ...0...0...0.P.C     ...P...P..PC...P     .P.C.P.C...P.C     ..PC..CP.C...P.Gc




Ngelik :
        . . 6 .       @ # @ !       # @ 6 5       ! 6 5 g3
        ...0...0...0.P.C    ...P...P..PC...P     .P.C.P.C...P.C       ..PC..CP.C...P.gC
        . . 3 2       5 3 2 1       . 3 . 2       . 1 . gy
        ...0...0...0.P.C    ...P...P..PC...P     .P.C.P.C...P.C       ..PC..CP.C...P.gC
        . 2 . 3       . 2 . 1       . 3 . 2       . 1 . gy
          ...0...0...0.P.C    ...P...P..PC...P     .P.C.P.C...P.C       ..PC..CP.C...P.gC








BAB V
Lagon Dolanan

Pendahuluan

            Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang Lagon Dolanan. Materi yang akan dibahas meliputi Pengertian, bentuk gerong, dan mempraktikan. Dengan pemahaman dan penguasaan materi “titi laras”, akan mempermudah kita dalam membaca teks notasi gerong yang akan kita pelajari.
            Kontribusi dari mempelajari materi ini adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas dalam berkarya seni. Disamping itu dapat memberikan landasan berharga untuk mempelajari Karawitan secara global.
            Tujuan materi ini siswa dapat menjelaskan dan mendemontrasikan teks notasi dengan benar dan mantap.

Penyajian
A.     Pengertian
            Lagon Dolanan merukan salah satu dari bentuk tembang yang paling “kecil”. Kecil yang dimaksut adalah dalam tembang dolanan tidak terikat pada kaidah – kaidah tembang yang baku. Tembang dolalan lebih bersifat bebas. Dalam kesenian Jawa terdapat beberapa bentuk tembang yaitu : Tembang Gedhe, Tembang Tengahan, Tembang Macapat, dan Tembang Dolanan/Lagon Dolanan.
            Adapun jenis – jenis tembang diatas adalah
-          Tembang Gedhe              : S.A Citramengeng, S.A Mintajiwa, dll
-          Tembang Tengahan         : S.T Palugon, S.T Balabak, dll
-          Tembang Macapat          : Dhandhanggula, Asmaradana, Pangkur, dll

B.      Lagon Dolanan
        Lagon dolanan yang bersifat bebas menyebabkan keberadaannya cepat diterima masyarakat dan membuat keberadaannya cepat populer. Lagon dolananan mempunyai fungsi hiburan dan masyarakat banyak melakukan penggubahan sesuai dengan corak masyarakat setempat. Berikut contoh lagon dolanan Enthik – Enthik, Sl. Pth. Manyura
Umpak :
                        =.p.=3n6        =3p.=3gn6        =.p.=6n!        =6p5=3ng5
            .33.        235g6        !!6!        653g2
Ngelik :
            .6.!        .6.g5        .2.3        .5.g6
            .3.2        .5.g3        .6.5        .3.g2
            .5.3        .5.g6        .2.1        .6.g5
            .!.6        .3.g2        .1.5        .6.g3
            ...6        ...g5        ...6        ...g2
            ...3        .5.g6        .5.3        .5.g2
            .y.1        .2.g3        .5.3        .2.g3
                                                ...g2
C.      Cakepan
            . . . .       6 ! 6 5       6 . 2 3       . z4x c6 6
                                                            A-na do-ngeng                       en-thik           -          en   -  thik
          . . 2 2       1 2 3 3       . . 4 3       2 3 4 2
                                     Ke-pri        -          ye gan-ca-re                           lah a            -       ge te-rus-na
          . . . .       3 5 6 6       ! z@x c# !       @ z6x c3 5
                                                                  Si te-mung-gul                   pa   -   ten         -            a    -   na
          . z!x c@ 6       . z@x c# !       @ . 6 jz5c3      5 z6x c5 3
                                Te  -   mung         -       gul       a              -                pa do            -           sa   -  ne
          . . . 6       . . jz5c35        3 5 6 6       . . 2 2
                                          Lho                            e-tung-en            a - ja ngan-ti                          nga-wur
          . . . .       2 3 5 6        . 5 . 3       . z5x c6 2
                                                                  Do-sa ngung-kul         -       i          sa            -          sa  -   ma
          . . . .       6 ! @ #       . . # #       . z$x c@ #
                                                                 Wa-ton o-ra                             ga-we                       tu    -  na
          @ 7 6 .       5 3 6 5       2 2 4 2       4 2 u y
                          A  - ja dhi                      ndhak ke-wa-lat           lah i  - ya be         -       ner kan-dha-mu
          . . 3 2       3 zyx c2 1       . 2 . 3       . z2x c1 g2  
              La-li                           su   -  mber                   ke    -   ti         -             wa  -  san




BAB VI
Praktik Gendhing Dolanan


Pendahuluan

            Pada bagian bab ini, kita akan mengevaluasi hasil belajar kita mulai dari bab pertama hingga pada bab lima. kemudian akan diambil nilai ujian praktik sebagai penilaian akhir semester. Berikut materi ujian dan blangko penilaiannya :
3.      Gendhing Ladrang Slamet, Sl. pth. Manyura
4.      Gendhing Ladrang Wilujeng, Pl. pth. Brang

Blangko Penilaian Ujian Praktik Semester Ganjil
Kelas X

No. absen
Nama
KDH
BNG B
BNG P
BAL
VOKAL
Nilai

























































Batu, ..........................
Pengajar,



...................................


Keterangan :
1.      Ujian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa
2.      Kelompok boleh terdiri dari campuran siswa putra dan putri
3.      Pada saat ujian wajib menyerahkan blangko ini sebagai lembar penilaian. Satu kelompok satu blangko.
4.      Penilaian vokal dilakukan secara kelompok



4 comments: